HARI 228 - HAKIM-HAKIM 17

Selamat membaca, mendengarkan, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun Anda dalam memahami Sabda-Nya dan memampukan Anda menjadi pelaku firman. Tuhan Yesus Memberkati.

TUGAS ANDA, BACALAH HAKIM-HAKIM 17 (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN HAKIM-HAKIM PASAL 17 VERSI FIRMAN ALLAH YANG HIDUP (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN HAKIM-HAKIM PASAL 17 VERSI BAHASA INDONESIA MASA KINI (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN HAKIM-HAKIM PASAL 17 VERSI ALKITAB SUARA (Dengar Disini)

GARIS BESAR HAKIM-HAKIM 17
Patung sembahan Mikha.

PENJELASAN

17:1 MIKHA. Sejarah kronologis kitab ini berakhir dengan pasal 16. Mulai dengan episode Mikha, bagian terakhir kitab Hakim-Hakim (17:1 – 21:25) menguraikan standar-standar moral yang rendah, upacara-upacara keagamaan yang sesat, dan tatanan sosial yang kacau di Israel selama periode Hakim-Hakim. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa jikalau firman Allah dan prinsip-prinsip moral yang benar diabaikan, maka baik individu maupun masyarakat secara keseluruhan akan dibinasakan.dua kali penulis mengatakan bahwa “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Jalan Allah ditolak sehingga mengakibatkan keputusasaan, kekacauan, dan kematian.

17:5 KUIL. Karena Mikha tidak tunduk kepada kekuasaan dari penyataan Allah yang diilhamkan dan tertulis dan diberikan melalui Musa, ia menipu dirinya sendiri dan melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Ia menipu dirinya sampai percaya bahwa ia dapat menerima berkat Allah (ayat 13) dan pada saat bersamaan melanggar semua perintah Alkitab yang jelas. Dosa-dosanya meliputi mencuri (ayat 2), menyembah berhala (ayat 3-5), tidak menaati perintah-perintah Allah (ayat 6), dan mengangkat anaknya sendiri sebagai imam. Pemahaman yang benar dan pertimbangan moral yang sehat hilang di Israel ketika bangsa itu meninggalkan perjanjian Allah.

17:6 SETIAP ORANG BERBUAT ... MENURUT PANDANGANNYA. Orang yang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri sudah pasti akan melakukan perkara yang jahat dipandangan Allah. Sikap yang ingkar akan hukum ini adalah sama lazim pada zaman kita ini seperti pada masa Mikha. Orang mau berbuat sekehendak hatinya sendiri dan merasa tersinggung bila diberi tahu apa yang dapat dan yang tidak dapat mereka lakukan – bahkan oleh Allah dan Firman-Nya. Orang yang mengabaikan standar-standar mutlak Allah demi keinginan manusiawi yang subyektif akhirnya akan mengalami kekacauan rohani, moral, dan sosial. Pada pihak lain, orang percaya sejati akan dengan senang hati tunduk kepada standar-standar dan pendirian Allah sebagaimana dinyatakan dalam Firman-Nya yang tertulis.

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru dari kami:

0 Response to "HARI 228 - HAKIM-HAKIM 17"

Posting Komentar

CONTACT US

Untuk menghubungi Admin blog, silahkan pilih cara yang Anda sukai berikut. Kami akan langsung merespon Anda jika tidak berhalangan

icon 1 Pondok Padisari, Jl. Damai, Tamalanrea Indah, Makassar 90245

icon 2 0823-9345-xxxx

icon 3 Sabtu - Minggu, 09.00 - 18.00


×