HARTA TERPENDAM (Minggu, 15 Juli 2018)


MATIUS 13 : 44 – 46

“NILAI” menjadi sebuah ukuran dalam hidup manusia yang berusaha dipenuhi. Nilai menjadi sangat penting. Nilai menjadi hal yang bisa menarik, merangsang kita untuk melakukan sesuatu atau tidak berbuat apa-apa. Emas karena nilainya yang tinggi merangsang semua orang untuk mencari, menemukan kemudian menjadi melekat dengan nilai itu yaitu menjadi satu jati diri kemudian diukur dari nilai itu. Sampah karena dirasa tidak bernilai maka diabaikan orang atau kalaupun ada nilainya bobotnya kecil sehingga sulit merangsang orang untuk mencari, kemudian melekatkan diri kepadanya.
Ada sebuah harta yang terpendam yang nilainya sangat tinggi. Disadarai atau tidak inilah fokus pencarian manusia walau tidak semua beroleh kasih karunia untuk menemukanNya lalu mendapatkanNya yaitu Kerajaan Allah. Alkitab mengatakan bahwa ketika orang menemukanNya, dia rela kehilangan semua yang dia miliki asalkan mendapatkan harta yang tak terbandingkan nilaiNya itu. (Mat 13:44-46)
Ada 3 kebenaran yang kita gali dan temukan dari harta yang terpendam ataupun kerajaan Allah ini:

         1. HARTA ITU SANGAT TAK TERNILAI
“…mencari MUTIARA YANG INDAH. 46. Setelah ditemukannya MUTIARA YANG SANGAT BERHARGA…”.
Nilai dari ladang yang ditemukan atau mutiara yang indah itu sangat tinggi, dibuktikan dari komitmen orang yang menemukannya untuk harus dia mendapatkan harta, ladang ataupun mutiara itu. Siapakah diantara kita yang mau menjual seluruh apa yang ada pada kita tanpa ada sisa kalau bukan karena menemukan sesuatu yang lebih tinggi dan mahal nilainya dari seluruh milik kita bahkan barangkali lebih mahal dari nyawa kita. Hal ini tentunya karena harta tersebut sangat mahal.
Kerajaan Allah adalah suatu hal yang sangat mahal dalam kehidupan manusia. Disadari atau tidak umat manusia sangat membutuhkan Tuhan dan kerajaanNya. Banyak usaha manusia untuk mencari dan menemukan Tuhan: agama, kesalehan, ilmu dan teknologi merupakan suatua usaha manusia untuk mengisi “kotak kosong” dalam hidup manusia yang merupakan tempat Tuhan bertahta. Orang yang beroleh kasih karunia menemukan harta itu adalah orang yang paling beruntung walaupun ada juga orang yang menukarkan hak kesulungannya demi semangkok  bubur kacang merah. Apakah kita orang yang beroleh kasih karunia mendapatkan harta terpendam itu tapi menukarkannya dengan semangkuk bubur kacang merah? Berarti kita adalah orang yang malang yang harus minta hikmat, wahyu dan pengertian dari Tuhan supaya kita mengerti mana hak kesulungan dan mana bubur kacang merah.
          2. HARTA ITU HARUS DIKENAL DAN DIKETAHUI
“…Setelah DITEMUKANNYA mutiara yang sangat berharga…”
Apakah kita pernah melihat sesuatu yang sangat berharga, namun kita tidak tahu seberapa besar nilainya atau kemudian hari kita mengerti bahwa nilai dari yang kita lihat itu sangatlah tinggi? Berapa banyak orang yang telah mengalami Tuhan dan benar-benar mengerti bahwa itu merupakan harta yang tidak pernah bisa dibandingkan dengan apapun yang dimilikinya di bumi ini? Kita perlu hikmat dan wahyu dari Tuhan untuk membuka mata kita bahwa yang di kerajaan Allah itu adalah harta yang tidak ada bandingnya.
Salomo ketika ditawarkan oleh Tuhan beberapa permintaan tidak meminta harta kekayaan tapi “hikmat”. Karena dengan hikmat dia mengenal Allah, mengerti mana harta yang nilainya tidak terbandingkan. Amsal 29:18: “Bila tidak ada wahyu menjadi liarlah rakyat…” Karena tidak ada pengertian dari Tuhan, sering kali kita menjadi liar tak terkendali, kita pikir kita masih ada di jalan Tuhan padahal kita sudah jauh menyimpang dari kehendak Tuhan. Kita hanya berjuang mensukseskan program dan ambisi pribadi kita dan bukan kehendak Allah. Itu sebabnya kita butuh hikmat, wahyu, pengertian agar kita menemukan harta yang sesungguhnya itu. Kita harus dipenuhi hikmat, wahyu dan pengertian untuk mengenal apa yang kita cari.
          
         3. HARTA ITU HARUS DIPEROLEH
“…Oleh sebab sukacitanya pergilah ia MENJUAL SELURUH MILIKNYA lalu membeli ladang itu…iapun pergi MENJUAL SELURUH MILIKNYA lalu membeli mutiara itu."
Siapakah diantara kita yang tidak mengingini sesuatu yang bernilai tinggi? Pasti tidak ada. Tetapi siapakah diantara kita yang tahu bahwa sesuatu itu bernilai atau tidak? Tidak semua tahu, hanya mereka yang tahu dan mengenalnya bahwa sesuatu itu bernilai atau tidak. Dan mereka pulalah yang berusaha untuk memperolehnya. Ayat bacaan kita berkata bahwa untuk memperoleh harta terpendam/mutiara yang indah itu dia harus menjual seluruh milknya. Semua dia korbankan asal dia memperoleh harta yang sangat mahal itu. Bahkan jangan-jangan dia takut kalau-kalau ada orang yang lebih dahulu mengambilnya maka dengan cepat “DIPENDAMNYA” lagi kemudian menjual seluruh miliknya lalu membeli harta itu.
Untuk mendapatkan harta yang sangat mahal yaitu kerajaan Allah itu kita harus mengorbankan seluruh hidup kita. Harta materi kita terlalu sedikit sebagai ganti rugi dari ladang itu. Daud dalam satu situasi berkata jangan ambil RohMu dari padaku, semua silahkan Tuhan ambil asal jangan RohMu. Betapa pentingnya Tuhan itu bagi Daud dan takut kehilangan Tuhan dari hidupnya.
Abraham tahu betapa Tuhan lebih mahal dari apapun yang dimilikinya termasuk anaknya yang tunggal yang dinanti-nantinya selama puluhan tahun. Dia sadar kalau dia punya harta yang sangat berharga yaitu Tuhan sendiri dengan itu dia memiliki segalanya. Kebutuhan utama kita adalah Tuhan dan KerajaanNya bukan yang lain maka kita pastikan bahwa kita memperoleh/mendapatkan Tuhan. Tuhan adalah tujuan utama kita bukan sarana untuk mendapatkan apa yang kita mau tapi kita melakukan apapun asalkan kita terus mendapatkan Tuhan, berada di hadiratNya dan tidak pernah kehilanganNya.


Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru dari kami:

0 Response to "HARTA TERPENDAM (Minggu, 15 Juli 2018) "

Posting Komentar

CONTACT US

Untuk menghubungi Admin blog, silahkan pilih cara yang Anda sukai berikut. Kami akan langsung merespon Anda jika tidak berhalangan

icon 1 Pondok Padisari, Jl. Damai, Tamalanrea Indah, Makassar 90245

icon 2 0823-9345-xxxx

icon 3 Sabtu - Minggu, 09.00 - 18.00


×