ADA APA DENGAN KASIH MULA-MULA - Minggu 11 Maret 2018


WAHYU 2 : 1 – 5

2:1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 

2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 

2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 

2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. 

2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. 

Semua orang Kristen yang lahir baru pasti pernah mengalami kasih mula-mula. Kasih mula-mula adalah satu pengalaman yang luar biasa dimana kita pertama sekali berjumpa dengan Kristus. Kasih mula-mula ini adalah saat yang sangat di rindu kan Tuhan dari anak-anak-Nya. Karena di sinilah seorang anak Tuhan melakukan sesuatu untuk Tuhan dengan hati yang murni dan tulus tanpa memikirkan apapun untuk dirinya dan lebih memberi perhatian yang lebih kepada hal rohani. 

Sebenarnya apa yang terjadi di jemaat Efesus? Tuhan berkata kepada jemaat Efesus tentang segala pekerjaannya. Jerih payah, ketekunan, karunia Roh, tidak kenal lelah, sabar bahkan menderita oleh karena Kristus. Namun Tuhan tetap mencela mereka. Kata Tuhan mereka telah begitu dalam jatuh dan mereka harus segera bertobat. 

1. PELAYANAN YANG MURNI (TULUS)

GALATIA 1:10 “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada Manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” 

Segala bentuk pelayanan kita harus berfokus kepada Kristus. Dialah yang menjadi pusat dari segala pelayanan kita. Melayani Tuhan harus dengan pola yang dari Tuhan bukan dari orang lain atau pola pikir kita sendiri. 

Sumber cara pikir kita untuk melayani Tuhan adalah kehendak dan kemauan Tuhan. Tidak ada motivasi duniawi dalam pikiran kita. Semata-mata hanya karena kita ingin menyenangkan Tuhan. Hati kita murni ingin mengasihi Tuhan, menyenangkan Tuhan. Kemurnian kita akan mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Kita akan memikirkan perkara-perkara yang di atas yang tentunya bersifat supranatural yang akan membawa kita juga pada hal-hal supranatural. Sehingga hal-hal yang kita hasilkan bukanlah sesuatu yang biasa namun sesuatu yang luar biasa. Namun untuk menjadi seorang pelayan murni dibutuhkan perenungan atau evaluasi. 

2. KASIH AGAVE

Yohanes 21:17 “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Kasih yang diharapkan Tuhan dari kita adalah sebuah kasih yang tergambar dari pengorbanan-Nya di kayu salib. Kasih yang tulus,murni dan tidak mengharapkan sesuatu. Kasih memberikan segalanya tanpa memikirkan apa yang aku dapatkan. Itulah kualitas kasih yang dikehendaki Tuhan. Itulah dasar pelayanan yang di mau Tuhan. Itulah kualitas pengiringan kita kepada Tuhan yang didambakan Yesus dari pengorbanan-Nya di kayu salib.

3. FINISHING WELL

GALATIA 3:3 “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”

Kita adalah hamba Kristus. Kita ditebus dari kehidupan kita yang tak berarti. Dari kedagingan yang membinasakan. Dan ditebus menjadi manusia roh yang membawa kita pada kehidupan yang sangat berguna. Kehidupan yang kekal. 

Kehidupan di dunia ini sementara dan hanya tempat kita diuji sampai akhirnya tiba saatnya kita kembali kepada hakekat kita sebagai manusia roh. Namun yang menjadi perenungan adalah bahwa ada banyak orang menjadi bodoh. Memulai dengan roh namun mengakhirinya dengan daging. Betapa malangnya nasib orang ini sampai Paulus menyebutkan mereka sebagai “orang bodoh”

Mereka tidak “finishing well”. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Dia menyelesaikan misi-Nya dengan finishing well. Juga Paulus mengemukakan dalam suratnya kepada Timotius bahwa dia telah menyelesaikan semua panggilannya dengan baik. Dia telah bertanding dengan baik. Dan akhirnya finishing well. 

Dan itulah akhir dari segala jerih lelah kita di dunia ini. Apapun yang mau kita lakukan maka semuanya bermuara kepada bagaimana akhirnya kita mendapatkan mahkota yang disediakan oleh Tuhan. Jadi kita pastikan bahwa kasih mula-mula kita tetap terjaga sampai finishing well. Tuhan Yesus Memberkati.

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru dari kami:

0 Response to "ADA APA DENGAN KASIH MULA-MULA - Minggu 11 Maret 2018"

Posting Komentar

CONTACT US

Untuk menghubungi Admin blog, silahkan pilih cara yang Anda sukai berikut. Kami akan langsung merespon Anda jika tidak berhalangan

icon 1 Pondok Padisari, Jl. Damai, Tamalanrea Indah, Makassar 90245

icon 2 0823-9345-xxxx

icon 3 Sabtu - Minggu, 09.00 - 18.00


×