JADI MURID, BUKAN FARISI



Lukas 9:23

9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 

Dalam konteks ayat diatas Yesus memberitahukan tentang penderitaan yang akan dialami-Nya. Ini ditujukan kepada orang-orang yang sudah mengikut Dia sekian lama. Artinya, perkataan ini bukan sebuah undangan atau pilihan, tetapi sesuatu yang harus dipenuhi oleh seorang murid. Yesus memanggil seseorang mengikut Dia sebagai sebuah komitmen, namun lebih jauh, Tuhan Yesus menetapkan beberapa syarat atau lebih tepat standar kualitas bagi pengikut-pengikut-Nya. Justru di sinilah ujian nya, apakah orang tersebut sungguh-sungguh seorang murid atau bukan. 

1. MENYANGKAL DIRI 

Menyangkal diri disini bukan dalam arti meninggalkan dunia ini atau melarikan diri dari dunia. 

Pertama: Menyangkal diri berarti konsisten menyerahkan diri untuk melakukan kehendak Allah. Kalau kita melihat konteks dari ayat ini, maka kita dapat melihat bahwa Yesus mengatakan perkataan tersebut setelah Dia menegur Petrus. Kalau sebelumnya Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Sang Mesias, Anak Allah yang hidup, namun di ayat selanjutnya, rasul Petrus justru mencoba menghalangi Nya untuk melakukan kehendak Allah. 

Kalau kita melihat konteks dari ayat ini, maka kita dapat melihat bahwa Yesus mengatakan perkataan tersebut setelah Dia menegur Petrus. Kalau sebelumnya Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah Sang Mesias, Anak Allah yang hidup, namun di ayat selanjutnya, rasul Petrus justru mencoba menghalangi Yesus untuk menerima rencana Allah, yaitu untuk menerima siksaan, dibunuh dan kemudian bangkit pada hari yang ketiga. 

Yesus menegur rasul Petrus dengan keras, karena Petrus menempatkan pemikirannya sendiri diatas apa yang dipikirkan oleh Allah. Yesus sendiri sepanjang hidupnya, memberi teladan yang dengan jelas menggambarkan motto hidup-Nya: “Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak Bapa.” 

Kedua: Menyangkal diri berarti pertempuran seumur hidup menaklukkan dosa dalam diri kita. Mau tidak mau, harus kita akui bahwa ada banyak sifat buruk di dalam diri kita. Untuk lepas dari keinginan dosa (indwelling sin) yang melekat dalam dirinya inilah rasul Paulus bergumul sampai ia mendapatkan kemenangan rohani di dalam Tuhan (Roma 7:13-24)

Buku kecil “Hati Manusia” mengungkapkan bahwa di dalam hati setiap orang ada banyak sifat-sifat dosa yang mau menguasai kita. Penulis menggunakan berbagai macam binatang untuk melukiskan bermacam-macam dosa kita: Burung Merak (Kesombongan), Kambing (Keras Kepala), Babi (Hawa Nafsu), Kura-kura (kemalasan), Harimau (Amarah), Ular (Kelicikan), dan Serigala (Pencuri), dengan otaknya si Iblis. Jika kita tidak menaklukkannya maka kita yang akan ditaklukkannya. 

2. MEMIKUL SALIB 

Salib itu adalah salah satu alat yang digunakan oleh orang Romawi untuk menjalankan hukuman mati terhadap seseorang yang berbuat kejahatan. Salib dianggap sebagai alat untuk mendatangkan kematian dengan cara yang perlahan namun sangat menyakitkan. Yesus menjalani hukuman salib bukan karena kejahatan-Nya tetapi justru karena Ia tidak bersalah. 

Ia yang tidak bersalah dijadikan bersalah demi karya penebusan. Memikul salib tidak sama dengan menanggung beban atau masalah. Memikul salib artinya ikut ambil bagian dalam penolakan, dipermalukan, penderitaan dan kematian Kristus. Sebagaimana Yesus, kita rela mengalami penderitaan karena kebenaran, karena taat kepada Tuhan, karena melakukan kehendak dan Firman-Nya. 

Memikul salib tidak dapat lepas dari kematian. Orang yang dijatuhi hukuman salib dipastikan berjalan menuju kematian (dead man walking), artinya sesuatu yang pasti akan kita alami sebagai murid Kristus. Jika seorang murid Kristus mengalami penderitaan, itu hal yang wajar tetapi murid yang tidak pernah menderita karena kebenaran, malah aneh. 

Banyak orang Kristen tidak pernah mengalami kebangkitan karena sesungguhnya ia belum pernah mati. Menderita untuk terus menaklukkan dosa dan kebiasaan buruk kita, serta mati terhadap kedagingan dan dosa kita. 

3. MENGIKUT YESUS 

Kata “mengikut Aku” dalam bahasa Yunani dipakai kata yang artinya “berjalan tepat di belakang” seperti seorang anak kecil yang selalu mengekor di belakang ibunya ke mana ibunya pergi. Menjadi murid pada zaman itu tidak belajar di kelas, tetapi mengikuti sang guru ke mana pun ia pergi. Murid tersebut bukan saja mendengarkan ajaran gurunya melainkan langsung melihat bagaimana gurunya mempraktekannya lalu mereka pun menirunya. Mengikut Yesus berarti bukan saja mengetahui dan mengerti ajaran-Nya melainkan mengikuti semua teladan hidup-Nya. 

Kata ini juga berarti “berjalan di samping bersama-sama.” Pada masa itu jika seorang petani membajak sawah, maka ia akan menggunakan dua ekor Kerbau untuk menarik bajak. Biasanya, ia akan memasangkan seekor Kerbau dewasa dan berbadan besar dengan seekor Kerbau muda dan lebih kecil badannya. 

Ketika kuk dipasang, maka berat beban kuk pasti jatuh pada Kerbau yang lebih besar, sementara Kerbau yang lebih kecil praktis tidak menanggung beban yang berat bahkan hampir tidak menanggung beban apapun. Dengan demikian, Kerbau muda itu hanya tinggal mengikuti langkah kemana Kerbau dewasa menuntunnya. 

Yesus mau kita berjalan bersama dengan-Nya setiap hari, mengikuti langkah-Nya, bersekutu dengan-Nya dan dipimpin oleh-Nya setiap hari. Jika kita setiap hari hidup dan berjalan bersama Yesus, maka kita akan menjadi serupa dengan Dia. 

Dari ilustrasi tersebut kita juga mendapatkan penghiburan, bahwa sekalipun mengikut Yesus harus memikul salib, salib itu akan terasa ringan karena sesungguhnya Tuhan Yesus sudah menanggungnya untuk kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus pernah berkata: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku... Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” Tuhan Yesus Memberkati.

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru dari kami:

0 Response to "JADI MURID, BUKAN FARISI"

Posting Komentar

CONTACT US

Untuk menghubungi Admin blog, silahkan pilih cara yang Anda sukai berikut. Kami akan langsung merespon Anda jika tidak berhalangan

icon 1 Pondok Padisari, Jl. Damai, Tamalanrea Indah, Makassar 90245

icon 2 0823-9345-xxxx

icon 3 Sabtu - Minggu, 09.00 - 18.00


×