HARI 474 - AYUB 38
Selamat membaca, mendengarkan, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun Saudara dalam memahami Firman-Nya dan memampukan Saudara menjadi pelaku Firman. Tuhan Yesus Memberkati.
TUGAS ANDA, BACALAH AYUB 38 (BACA DISINI)
FIRMAN TUHAN AYUB 38 VERSI FIRMAN ALLAH YANG HIDUP (BACA DISINI)
FIRMAN TUHAN AYUB 38 VERSI BAHASA INDONESIA MASA KINI (BACA DISINI)
FIRMAN TUHAN AYUB 38 VERSI ALKITAB SUARA (DENGAR DISINI)
GARIS BESAR AYUB 38
TUHAN menyatakan kemahakuasaan-Nya kepada Ayub.
PENJELASAN
38:1 TUHAN MENJAWAB AYUB. Allah sendirilah yang meyapa Ayub. Ia menyatakan ketidaktahuan Ayub akan peranan ilahi di dalam segala kejadian itu. Ia merendahkan Ayub dengan mengungkapkan betapa sedikitnya pemahaman dan pengetahuan manusia tentang Yang Mahakuasa. Akan tetapi, melalui tanggapan Allah, Ayub menerima penyataan langsung dari Allah mengenai kehadiran, kemurahan, dan kasih-Nya. Doa Ayub yang terus-menerus dan kerinduannya yang mendalam untuk mendapatkan Allah akhirnya terjawab, yang menegaskan bahwa segala sesuatu di antara Tuhan dengan Ayub masih beres.
Tanggapan Tuhan kepada hamba-Nya Ayub melukiskan bahwa pada akhirnya Allah akan mendatangi semua orang yang dengan sungguh-sungguh dan tabah berseru kepada-Nya; bahkan jikalau doa kita bersumber dari hati yang bingung, ragu-ragu, kecewa, atau marah, Allah akhirnya akan menanggapi dengan kehadiran, penghiburan, dan firman-Nya di dalam kasih. Aspek terpenting dalam hubungan kita dengan Allah bukanlah pemahaman intelektual mengenai semua jalan Allah, tetapi pengalaman dan realitas kehadiran-Nya ilahi serta keyakinan bahwa segala sesuatu beres di antara kita dengan Allah. Dalam persekutuan dengan Allah kita dapat menanggung pencobaan apa saja yang harus kita alami.
38:3 BERSIAPLAH ENGKAU SEBAGAI LAKI-LAKI! Sungguh mengherankan bahwa Ayub tidak pernah diberi tahu mengapa dirinya menderita. Ayub tidak pernah mengetahui bahwa penderitaannya mencakup masalah-masalah berat seperti integritas dan pembuktian pekerjaan penebusan Allah di antara umat manusia yang terjatuh. Diamnya Allah mengenai hal ini menunjukkan bahwa alasan penderitaan Ayub bukanlah soal terpenting dalam kasus ini. Allah juga tidak pernah mengacu kepada berbagai pernyataan Ayub yang sembrono dan kadang seperti keterlaluan dalam pembicaraannya. Allah tidak menegur Ayub dengan keras atau menuntut Ayub karena kebebalannya. Dia memahami dan bersimpati dengan penderitaan Ayub serta menimbang kata-kata dan perasaan Ayub dengan belas kasihan.
0 Response to "HARI 474 - AYUB 38"
Posting Komentar