HARI 268 - 2 SAMUEL 1
Selamat membaca, mendengarkan, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun Anda dalam memahami Sabda-Nya dan memampukan Anda menjadi pelaku firman. Tuhan Yesus Memberkati.
LATAR BELAKANG KITAB 2 SAMUEL
Penulis: Tidak dikenal
Tema: Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel. Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1-30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1 Sam 16:1 hingga 1 Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2 Sam 1:1-4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2 Sam 5:1-24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaan nya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2 Sam 11:1-27).
Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- Merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2 Sam 5:1-25),
- Membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2 Sam 6:1-23), dan
- Menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2 Sam 8:1-10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2 Sam 5:10).
Kepemimpinan nya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2 Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2 Sam 12:1-17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2 Sam 18:1-20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional.
Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2 Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2 Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1 Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahan nya), dan kebencian nya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2 Raj 18:3; 2 Raj 22:2).
2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2 Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapan nya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2 Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2 Sam 12:1-21:22) menunjukkan betapa terikat nya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2 Sam 1:1-10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaan nya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud.
TUGAS ANDA, BACALAH 2 SAMUEL 1 (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN 2 SAMUEL PASAL 1 VERSI FIRMAN ALLAH YANG HIDUP (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN 2 SAMUEL PASAL 1 VERSI BAHASA INDONESIA MASA KINI (Baca Disini)
FIRMAN TUHAN 2 SAMUEL PASAL 1 VERSI ALKITAB SUARA (Dengar Disini)
GARIS BESAR 2 SAMUEL 1
Daud menerima kabar kematian Saul; Ratapan Daud karena Saul dan Yonatan.
PENJELASAN
1:10 AKU ... MEMBUNUH DIA. Orang Amalek itu berbohong mengenai cara Saul menemui ajal nya. Orang ini sedang mencari nama dan perkenan dari Daud, tetapi kisah yang dikarangnya justru mengakibatkan kematiannya (ayat 15).
1:26 BAGIKU CINTAMU (versi Inggris NIV – cintamu kepadaku). Daud berbicara tentang persahabatan nya yang istimewa dengan Yonatan dipandang dari segi pengabdian, penyerahan, dan kesatuan tujuan. Yonatan telah menerima pilihan Allah untuk Daud sebagai raja yang berikutnya tanpa merasa iri atau dengki (1 Sam 20:13-16).
Kitab 2 Samuel diawali informasi tentang kematian Saul dan kemenangan Daud atas orang Amalek. Informasi ini dipertegas dengan datangnya seorang Amalek dari medan perang untuk memberitahu Daud (2). Ia bahkan berkata bahwa dirinya lah yang membunuh Saul atas permintaan Saul sendiri (6-10). Sebagai bukti untuk memperkuat laporannya, orang Amalek ini menunjukkan mahkota dan gelang yang tadinya dikenakan Saul (10).
Akurat kah informasi ini? Dari 1 Samuel 31:1-10 kita mendapat informasi tentang kematian Saul, sehingga bisa saja kita katakan bahwa orang Amalek itu memberi informasi yang tidak benar. Lalu kenapa dia sampai hati menyampaikan informasi seperti itu? Tampaknya orang Amalek itu tahu bahwa Daud akan menggantikan Saul. Itu berarti, kematian Saul akan merupakan kabar baik bagi Daud karena dapat memuluskan jalan Daud ke takhta Israel.
Kelihatannya, si orang Amalek ingin "mengambil hati" Daud dan menarik keuntungan. Namun dia salah duga, karena bukan demikian pandangan Daud. Bagi Daud, orang Amalek itu telah membunuh orang yang diurapi Allah dan itu merupakan kejahatan yang sangat serius, yang pelakunya patut dijatuhi hukuman mati (14-16)! Kematian Saul dan Yonatan, anak Saul yang merupakan sahabat Daud juga, membuat Daud meratap (17-27).
Meski Saul memusuhi Daud dan Tuhan sendiri sudah menetapkan Daud untuk menggantikan Saul sebagai raja, Daud tidak menganggap dirinya berkuasa atas Saul. Maka ia tak akan berusaha mewujudkan janji Allah itu dengan paksa atau dengan menggunakan tangan orang lain. Ini pelajaran penting bagi kita. Biarlah kehendak Allah atas kita terwujud berdasarkan waktu yang sudah dirancang Allah. Jangan berusaha menggiring situasi dan kondisi berjalan memenuhi hasrat dan waktu kita, tetapi mengatasnamakan kehendak Allah.
0 Response to "HARI 268 - 2 SAMUEL 1"
Posting Komentar