CARA HIDUP SEORANG MURID
ROMA 12:1-3
12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Secara
umum murid berarti orang yang mau belajar dan menimba berbagai ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas dirinya. Apabila orang tua menyekolahkan anaknya
dalam pembelajaran atau pendidikan yang berkualitas, tentu bukan bertujuan
untuk menyombongkan kemampuan materi atau kehebatan anaknya, tapi bertujuan
mencerdaskan anaknya dan meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan.
Dalam
pengertian Alkitab murid tidak hanya berarti orang yang belajar,
tapi
juga menjadi pengikut yang mengabdikan diri pada guru/pembimbingnya.
Dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat contoh pemuridan, seperti: Yosua
menjadi pengikut dan penerus Musa, Elisa menjadi pengikut dan penerus Elia, dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam Perjanjian Baru: Yohanes dengan
murid-muridnya, Yesus Kristus dengan ke-12 murid-Nya, serta Paulus dengan
Timotius, Titus, dan lain sebagainya. Dengan demikian pengertian murid Kristus
adalah orang-orang percaya yang mau belajar tentang segala ajaran Kristus dan
mengabdikan dirinya hidup mengikuti Kristus, serta mengikuti cara hidup Kristus.
Namun
tidak semua orang percaya bersedia menjadi murid Kristus. Mengapa? Karena
mereka enggan untuk mempelajari dan melaksanakan setiap ajaran Kristus dalam
hidup mereka. Bila kita telah mengaku diri sebagai murid Kristus, apakah kita
sudah benar-benar hidup dengan mempelajari dan melaksanakan ajaran Kristus
dalam hidup kita sehari-hariserta hidup dengan cara murid?
Kiranya pertanyaan ini menjadi intropeksi diri kita masing-masing. Lalu
pertanyaan selanjutnya muncul: Apakah tujuan kita belajar menjadi murid
Kristus? Dan bagaimana cara hidup/gaya hidupseorang murid Kristus? Mari kita
renungkan bersama.
1. MEMILIKI IBADAH YANG SEJATI
Tujuan
akhir Tuhan Yesus menumpahkan darahNya bagi kita adalah supaya hidup kita hidup
suci dan tidak bercacat dihadapanNya agar kita dapat beribadah dengan benar
kepada Dia. Tuhan ingin agar kita memiliki ibadah yang mulia kepada Dia.Tubuh
kita adalah bait Allah artinya sadari bahwa tubuh kita adalah tempat Allah
berdiam. Seringkali kita menyiapkan tempat kehadiran Allah dengan baik tapi
tidak menyiapkan tempat Allah untuk berdiam dalam hidup kita. Tubuh kita adalah
tempat Tuhan berdiam maka penting bagi kita untuk menjaga tubuh kita dalam
kekudusan. Dalam kekudusan bait Allah apa saja yang kita lakukan pasti
berhasil. Tuhan memerintahkan kepada kita agar menjadikan tubuh kita sebagai
senjata kebenaran, mempergunakan anggota-anggota tubuh kita untuk menjadi
berkat bagi banyak orang.
2. TIDAK SERUPA DENGAN DUNIA
“Memang
kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena
senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan
benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu
yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Korintus
10:3-5).”
Medan
tempur manusia terbesar ada dalam pikirannya, oleh karena itu perlu untuk kita
mengisi pikiran kita dengan kata-kata Firman, karena Tuhan  bergerak diluar
logika manusia. Tuhan adalah Pribadi yang tidak terbatas sehingga Ia mampu
melakukan hal-hal yang supranatural diluar kemampuan manusia karena Ia
Mahakuasa. Pikiran manusia harus ditaklukkan kepada seluruh kebenaran Firman
Allah. Ekspresi dari kuasa kegelapan adalah pemberontakan, jika seseorang
dikuasai oleh kegelapan maka hidupnya penuh dengan pemberontakan namun jika
seseorang hidup dalam kebenaran maka ia akan memanifestasikan buah roh dalam
kehidupannya. Hanya Firman Tuhan yang dapat mengubahkan pikiran kita.
3. HIDUP DENGAN KERENDAHAN HATI
Bunda Teresa pernah berkata, “Kerendahan hati adalah ibu dari
semua sifat yang baik: kemurnian, amal baik dan ketaatan. Saat rendah
hati, kasih kita menjadi nyata, menjadi suatu persembahan yang sungguh-sungguh.”
Kata-kata ini sungguh benar.
"Ganjaran
kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan
kehidupan." (Amsal 22:4)
Kerendahan hati
bicara tentang sikap hati, yaitu bersikap ramah, terbuka, tidak sombong/tinggi
hati, mampu menghargai martabat dan kelebihan orang lain, dan mudah
menyesuaikan diri. Kerendahan hati seperti ini berkenan kepada Allah (Ef. 4:2).
Itulah sebabnya mengapa dalam Yakobus 4:6b dikatakan, bahwa "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Tidak ada manusia yang
lahir dengan kerendahan hati di dalam dirinya. Kerendahan hati bukan sifat
alami seorang manusia, sehingga kita memerlukan kasih karunia dari Tuhan untuk
memilikinya. Kerendahan hati juga tidak bisa diperoleh dengan instan melainkan
membutuhkan proses yang tidak mudah.
Winkie Pratney dalam kata sambutannya untuk buku itu mengatakan bahwa
kerendahan hati masih merupakan salah satu kebutuhan terbesar dalam zaman kita.
Begitu banyak buku
yang membahas tentang kunci hidup sukses dan diberkati, tapi hanya sedikit yang
menempatkan kerendahan hati sebagai syarat untuk mencapai kesuksesan sejati.
Kerendahan hati seharusnya menjadi tujuan dan sasaran dalam hidup kekristenan
kita sebab itulah kunci untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Dalam bahasa Yunani kerendahan hati dituliskan dengan
kata "praios" ( terjemahan b.Inggris : meek ) yang mana berarti juga
lemah lembut. Kata praios juga dipakai dalam salah satu tema khotbah Yesus di
bukit ( beatitudes ) yaitu berbahagialah orang yang lemah lembut ( praios) ,
karena mereka akan memiliki bumi.
Para teolog yang ahli bahasa aram ( bahasa
yang Yesus gunakan ) memperkirakan maksud Yesus dengan lemah lembut ( meek ) di
sini adalah seseorang yang menyerah kepada Allah. Kerendahan hati memang erat
kaitannya dengan peyerahan dan ketergantungan total kepada Allah.
Dalam
suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menuliskan tentang buah Roh
yang salah satunya adalah kerendahan hati/kelemahlembutan ( praios, praiotes ).
Jadi ternyata kerendahan hati juga merupakan salah satu bagian dari buah Roh.
Salah satu tanda kedewasaan rohani adalah memiliki buah Roh termasuk salah
satunya buah kerendahan hati/kelemahlembutan. Tuhan Yesus Memberkati.
0 Response to "CARA HIDUP SEORANG MURID"
Posting Komentar