5 Langkah Membangun Hidup Yang Berhasil


1. Meletakkan Dasar yang tepat.

Langkah yang pertama sekali adalah kita meletakkan bangunan diatas dasar apa. Apakah kita membangun diatas dasar iman kepada Tuhan Yesus atau kita membangun diatas dasar kekuatan manusia. Apakah kita hidup dalam mengandalkan Tuhan  atau kita hidup mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita  (manusia). 
Ibarat sebuah bangunan, hal ini adalah dasar sekali. Bangunan akan menjadi kokoh kalau dasarnya kuat. Sebaliknya, bangunan akan rapuh jika dasarnya tidak kuat. Kita perhatikan ayat dibawah:
 
Setiap Orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan diatas batu.  (Matius 7:24)
 
Jadi, apa yang sedang anda bangun pada saat ini? Bisniskah? Rumah tanggakah? Berhati-hatilah dalam meletakkan dasarnya. Karena hal ini akan mempengaruhi kedepannya. Keberhasilan anda kedepan sangat tergantung dari dasar yang anda letakkan. Jika anda meletakkan diatas dasar iman kepada  Kristus maka keberhasilan akan menanti anda tetapi
sebaliknya, jika anda meletakkan diatas dasar kekuatan manusia bersiap-siaplah untuk roboh karena bagaimanapun suatu saat badai pasti akan datang dan merobohkan bangunan itu. Kita perhatikan ayat dibawah:
 
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
(Yeremia 17:7-8)
 
Orang yang membangun di atas dasar iman kepada Kristus sama dengan orang yang mengandalkan Tuhan, dan ayat diatas menyatakan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan pasti tidak akan pernah mengalami kekeringan walaupun saat itu sedang musim kering. Bahkan dalam suasana keringpun ia masing menghasilkan buah. Artinya dalam suasana sulitpun ia masih menghasilkan.
 
Tetapi orang yang meletakkan dasar diatas kekuatan dan kemampuan sendiri akan mengalami kegagalan. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
  
Beginilah firman Tuhan: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjaduh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. (Yeremia 17:5-6)
 
Jadi, langkah pertama menuju keberhasilan adalah letakkanlah dasar yang tepat diatas bangunan anda yaitu diatas dasar iman kepada Kristus. Sebab ketika anda meletakkan Iman kepada Kristus sebagai dasarnya maka apapun yang anda bangun diatasnya akan berhasil, sebab pagar perlindungan dan berkat-berkat Tuhan akan menyertai usaha anda tersebut.

2. Carilah Penasihat yang Benar.

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3)

Adalah hal yang wajar dan menjadi kebiasaan manusia dalam hal meminta nasihat terlebih
nasihat atas sesuatu hal yang belum di pahaminya. Sehebat apapun rencana kita, kita pasti
butuh penasihat sebab tidak semua hal bias kita kuasai.  Kita perhatikan firman Tuhan dibawah:
 
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. (Amsal 15:22)
 
Jadi jika anda ingin mengembangkan usaha anda maka anda sangat membutuhkan Penasihat. Firman Tuhan mencatat bahwa semakin banyak penasihat maka semakin besar kemungkinan berhasil. Namun berhati-hatilah dalam meminta nasihat terlebih lagi orang-orang yang anda minta nasihatnya.  Sebab jika kita salah memilih penasihat maka apa yang kita bangun tersebut bisa hancur berantakan. Lalu, penasihat bagaimana yang harus kita pilih?
 
Menurut Mazmur 1: 1 diatas nasihat yang harus kita cari adalah nasihat yang bukan berasal
dari orang fasik. Mengapa? Karena nasihat orang fasik bukan hanya akan menghancurkan
usaha kita tetapi juga akan menghancurkan hidup kita. Mungkin saja nasihat-nasihat mereka baik dan mantap menurut dunia tetapi nasihat tersebut bisa membawa kita jauh dari Tuhan, dan itulah yang mencelakakan.
 
Dalam kasus ini kita dapat mengambil contoh dari Rehabeam. Rehabeam Raja penerus Salomo telah bertindak salah karena mendengarkan nasihat orang-orang Fasik. Saat Rehabeam akan dilantik menjadi raja, rakyat datang meminta keringanan pekerjaan dan beban kepadanya sehubungan dengan beratnya beban dan tanggungan yang di berikan oleh Salomo, ayahnya semasa hidupnya. Sebagai imbalannya, rakyat berjanji kepada Rehabeam akan mengabdi selamanya jika ia menyetujui permohonan itu. 
 
Rehabeam pergi meminta petunjuk kepada  Tua-Tua penasihat ayahnya dan mereka menyarankan agar Rehabeam mengabulkan permintaan rakyat itu. Tetapi Rehabeam mengabaikan nasihat para tua-tua tersebut dan pergi minta petunjuk kepada orang fasik yaitu orang-orang muda yang sebaya dengan dia. Orang-orang muda tersebut memberi nasihat kepada Rehabeam agar ia memberatkan pekerjaan dan beban rakyat lebih dari yang di berikan ayahnya dulu. Kisah ini dapat kita baca dalam 1 Raja-Raja 12. Akibatnya rakyat marah dan mengangkat Yerobeam menjadi Raja dan pada saat itu jadilah Israel pecah menjadi 2 kerajaan.

Terlepas dari Tuhan yang memang telah menentukan demikian. Perpecahan kerajaan ini terjadi karena kesalahan Rehabeam yang mengabaikan nasihat dari para Tua-Tua dan lebih memilih mendengarkan nasihat para muda-muda yang tentunya hanya ingin menyenangkan telinganya.
 
Para Tua-Tua adalah gambaran dari orang-orang yang bijaksana yang tidak hanya mengambil keputusan berdasarkan apa yang kelihatan namun lebih mengutamakan hal-hal yang tidak kelihatan yang bersifat rohani. Sementara orang-orang muda adalah gambaran dari orang-orang yang mengambil keputusan hanya berdasarkan dari apa yang kelihatan dan cenderung lebih menuruti hawa nafsu kedagingan.
 
Jadi, jika anda mencari penasihat, carilah nasihat selain ahli dalam bidangnya juga adalah para rohaniawan-rohaniawan sehingga bukan saja anda berhasil di dunia ini tetapi mereka juga akan memberi nasihat yang tidak akan menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, terlebih lagi mereka juga akan berdoa untuk usaha dan untuk diri anda agar anda senantiasa ada dalam lindungan dan bimbingan Tuhan. Hindarkanlah meminta nasihat dari orang-orang licik yang lebih mengutamakan cara-cara licik yang bertentangan dengan firman Tuhan karena hal itu akan menjadi jerat yang menghancurkan hidup anda.

3. Jangan Mencontoh Orang Berdosa

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang berdosa dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. (Mazmur 1:1)

Orang-orang berdosa melakukan bisnis dengan menghalalkan segala cara. Mereka tidak perduli apakah cara itu benar atau tidak , mereka tidak perduli apakah usaha yang mereka jalankan itu bermanfaat bagi orang lain atau bahkan mungkin menghancurkan hidup orang lain. Dalam menjalankan bisnisnya mereka seringkali sikat sana sikat sini. Ada juga yang pergi ke gunung-gunung, pergi ke dukun-dukun minta pelaris agar usaha mereka maju, itulah cara-cara orang berdosa lakukan. Kita sebagai orang yang telah di tebus dari dosa tidak boleh melakukan cara demikian karena sangat bertentangan dengan ajaran firman Tuhan dan merupakan kekejian dimata Tuhan.

Diantaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada roh orang-orang mati. (Ulangan 18:10-11)

Saul, pada masa awal pemerintahannya atas israel, ia hidup sesuai dengan jalannya Tuhan, namun pada akhir masa pemerintahannya, ia berubah setia. Ia pergi mencari tukang tenung dan meminta petunjuk kepada roh orang mati tentang apa yang harus dilakukannya agar berhasil. Namun yang didapatkannya bukan keberhasilan, sebaliknya ia mendapatkan kematian. Itu kita temukan pada ayat dibawah ini :

Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah. Dan tidak meminta petunjuk Tuhan, sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahka jabatan itu kepada Daud bin Isai. ( 1 Tawarikh 10:13)

Untuk itu dalam berusaha janganlah meniru cara-cara orang berdosa. Lakukanlah dengan benar dan selalulah minta petunjuk dari Tuhan dalam Doa untuk setiap keputusan yang anda ambil, maka Tuhan akan memberkati setiap usaha anda dan anda pasti akan berhasil.
  
4. Menjaga Pergaulan.

Langkah keempat dalam membangun hidup yang berhasil sesuai dengan firman Tuhan adalah menjaga pergaulan, kita tidak hidup bergaul dengan orang-orang pencemooh. Untuk lebih jelasnya kita baca firman Tuhan dibawah:

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3)
       
Ada dua hal yang akan mempengaruhi kehidupan kita karena menjaga pergaulan yaitu:
 
1.    Dampak kepada kehidupan Jasmani, pergaulan kita mempengaruhi Pola Pikir kita.

Secara jasmani masa depan kita ditentukan oleh pola pikir kita. Sementara pola berpikir kita ditentukan oleh karakter kita. Dan karakter kita dibentuk oleh lingkungan kita. Jadi, lingkungan pergaulan kita akan mempengaruhi karakter kita yang tentunya akan mempengaruhi cara berpikir kita pula. Oleh sebab itu dalam bergaul perlu kita pertimbangkan hal-hal berikut walapun hal ini tidaklah pasti 100%, yaitu:
   
-           Jika kita bergaul dengan orang-orang yang pesimis, maka kitapun akan menjadi orang yang pesimis.    
-     Jika kita bergaul dengan orang-orang yang negative thinking maka  kitapun akan menjadi orang yang negative thinking.    
-     Jika kita bergaul dengan orang-orang yang ngomong sembarangan maka kitapun akan menjadi orang yang ngomong sembarangan.    
-     Jika kita bergaul dengan orang-orang pencemooh maka kitapun akan menjadi seorang pencemooh

Sebaliknya,
   
-     Jika kita bergaul dengan orang-orang yang positive thinking maka kitapun akan menjadi orang yang positive thinking.    
-    Jika kita bergaul dengan orang-orang yang sukses maka kitapun akan menjadi orang-orang yang sukses.    
-     Jika kita bergaul dengan orang-orang yang takut akan Tuhan maka kitapun akan menjadi orang yang takut akan Tuhan.    
 
Firman Tuhan berkata, pergaulan buruk akan merusakkan pergaulan yang baik, itu kita temukan pada ayat dibawah:
 
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (I Korintus 15:33)
 
Artinya, pergaulan dapat mengubah kebiasaan kita! Kebiasaan itu berhubungan dengan karakter. Kalau kita punya kebiasaan/karakter yang  baik, maka pergaulan yang tidak baik akan merusak karakter yang baik tersebut.
  
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. (Amsal 13:20)
 
2. Dampak kepada Kehidupan Rohani.

Pergaulan sangat berdampak kepada kehidupan rohani. Mengapa Tuhan tidak ingin kita bergabung dengan kumpulan orang pencemooh pada ayat pembuka diatas? Hal itu dikarenakan Tuhan tidak ingin kita menjadi seorang pencemooh juga. Tuhan tidak ingin kita dicemari oleh orang-orang disekeliling kita karena Tuhan tahu bahwa lingkungan kita akan
mempengaruhi cara hidup kita.

Salomo secara jasmani adalah seorang yang berhasil dan sukses secara luar biasa. Salomo
beroleh hikmat yang luar biasa dari Tuhan sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang
lebih berhasil dan sukses dari salomo. Dimasa pemerintahannya, salomo adalah seorang raja yang sukses dan ia juga seorang pedagang yang sukses sehingga hartanya tidak terhitung banyaknya. Namun keberhasilan secara jasmani itu tidak dibarengi dengan keberhasilan secara rohani karena secara rohani ia adalah seorang yang gagal.
 
Kegagalan salomo disebabkan ia tidak menjaga pergaulannya sehingga hatinya menyimpang
dari Tuhan. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
 
.....padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. (2 Raja-raja 11:2)
 
Harus kita pahami dan sadari bahwa kehidupan rohani sangat mempengaruhi kehidupan jasmani. Apa yang terjadi di alam roh pasti akan mempengaruhi kehidupan kita secara jasmani. Itulah sebabnya bukan tanpa alasan firman Tuhan berkata “hati yang gembira adalah obat...” karena hati yang gembira adalah wujut dari roh yang suka cita.
 
Bukan tanpa sebab firman Tuhan juga berkata “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” karena peperangan yang sesungguhnya yang harus di menangkan adalah peperangan roh karena apa yang terjadi di alam roh akan mempengaruhi kehidupan kita.
 
Suatu kali orang israel di bawah kepemimpinan Musa berperang melawan orang-orang Amalek. Sementara Musa naik kebukit dan berdoa disana. Terjadilah setiap Musa mengangkat tangan menanglah Israel namun setiap Musa menurunkan tangannya maka kalahlah Israel. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
 
Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.  (Keluaran 17:11)

Aneh bukan? Yah..! benar-benar aneh. Setiap Musa mengangkat tangan Israel lebih kuat, setiap Musa turun tangan Amalek lah yang menjadi lebih kuat. Lalu siapakah sebenarnya yang sedang bertempur, Musa kah yang berada diatas bukit, atau Israel dengan Amalek yang berada dilembah? Yang jelas kita perhatikan bahwa kemenangan Israel ditentukan oleh Musa.


Tahukah anda bahwa bukan tanpa sebab Musa naik kebukit dan berdoa disana. Musa berdoa untuk menghadapi kuasa-kuasa kegelapan yang berada dibalik orang-orang Amalek. Itulah sebabnya ketika kuasa-kuasa kegelapan itu di kalahkan oleh Musa dalam doa-doanya
maka menanglah orang Israel. Intinya, apa yang terjadi secara rohani sangat mempengaruhi kehidupan jasmani.
 
Kembali ke kisah Salomo, Keberhasilan Salomo akhirnya perlahan-lahan sirna bersama dengan semakin gagalnya ia mempertahankan kehidupan rohaninya. Apa yang terjadi di alam roh akhirnya juga mempengaruhi kehidupannya secara jasmani. Perlahan-lahan ketenarannya dan kesuksesannya sirma. Bahkan kerajaannya terpecah menjadi dua  kerajaan ketika berada ditangan anaknya.
 
Jadi, mari perhatikan pergaulan kita karena bagaimana kehidupan kita kedepannya baik secara jasmani maupun secara rohani sangat dipengaruhi oleh cara kita bergaul. Saya tidak bermaksud mengatakan supaya kita memilih-milih pergaulan. Tetapi jagalah dan waspadalah terhadap pergaulan kita sehingga kita tidak asal bergaul karena itu akan mempengaruhi masa depan kita.

5. Hidup dalam Firman Tuhan

........tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;  apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:2-3)

pada ayat diatas coba perhatikan kalimat pertama. Dari kalimat tersebut kesuksesan ternyata dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu:  Kesukaan dan Merenungkan.

1. Kesukaan.
 
Kesuksesan berhubungan erat dengan kesukaan. Orang yang profesinya sesuai dengan kesukaan (minat) nya kemungkinan akan lebih sukses dari orang yang profesinya bukan merupakan kesukaan (minat) nya. Namun disayangkan justru ada banyak orang tidak mengalami keberhasilan karena kesukaannya justru kontra produktif dengan kesuksesan. Contohnya adalah sebagai berikut:
 
1.   Orang yang kesukaannya minum-minuman keras, mabuk-mabukan, judi, perzinahan akan cenderung mengalami kegagalan dan kehancuran dalam hidupnya.  
2.   Orang yang kesukaannya hura-hura cenderung akan mengalami kebangkrutan dalam hidupnya.  
3.   Pelajar yang kesukaannya bermain-main cenderung akan mengalami kegagalan dalam studynya.

Oleh sebab itu banyak orang yang mencoba mengubah kesukaannya dan menyesuaikan dengan sasaran yang ingin di capainya. Contohnya adalah sebagai berikut: Seorang pebisnis yang pada dasarnya tidak suka main golf demi membina relasi dengan sesama teman bisnisnya akhirnya berlatih golf dan mempunyai waktu tertentu bermain golf dengan sesama rekan bisnisnya.

mengubah kesukaan untuk menyesuaikan dengan sasaran keberhasilan kita tidaklah salah dan saya tidak melarang anda melakukannya. Tetapi bagi saya pribadi, saya lebih memilih apa yang dianjurkan oleh firman Tuhan yaitu “kesukaannya adalah Taurat Tuhan”  karena disitu ada janji Tuhan dimana Tuhan tidak akan pernah mengingkari yaitu orang yang kesukaannya adalah taurat Tuhan maka apa yang dikerjakannya akan berhasil.

2. Merenungkan.
 
Menurut kamus bahasa Indonesia pengertian merenungkan adalah [v] memikirkan atau mempertimbang(kan) dalam-dalam. Ini berkaitan dengan pola pikir kita. Orang yang pola pikirnya dalam akan cenderung lebih berhasil dari orang yang pola pikiran dangkal. Secara dunia, seseorang yang memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam dan merencanakan sesuatu dengan matang akan lebih berhasil dari orang biasa-biasa saja. Seseorang yang ingin berhasil tapi tidak ingin berpikir dengan keras adalah seorang pemimpi.
 
Malas dan rajinnya seseorang tergantung dari pola pikirannya. Seorang pemalas biasanya orang yang tidak mau berpikir dengan keras. Seorang pemalas biasanya orang yang berpikiran dangkal. Oleh sebab itu untuk mengubah seseorang pemalas yang pertama sekali harus diubah adalah pola pikirnya. Anda tidak akan pernah bisa mengubah seorang pemalas menjadi seorang yang rajin dengan memberikannya berbagai pekerjaan, justru itu akan menunjukkan lebih lagi kemalasannya.

Anda hanya bisa mengubah seorang pemalas menjadi seorang yang rajin dengan terlebih dahulu mengubah pola pikirnya. Anda boleh berpikir keras dengan tidaklah salah dan itu menunjukkan bahwa anda bukan seorang pemalas. Namun, berpikir keras tanpa menyertakan Tuhan sama artinya bekerja dengan kekuatan sendiri. Firman Tuhan berkata bahwa orang yang mengandalkan kekuatan sendiri adalah orang yang terkutuk dan orang yang terkutuk itu sama seperti pohon ditanah tandus.
 
Lalu bagaimana kita mendapatkan penyertaan Tuhan? Untuk mendapatkan penyertaan Tuhan maka kita harus menyukai Taurat Tuhan (firman Tuhan) dan merenungkannya senantiasa. Oleh sebab itu marilah kita berdoa minta kekuatan dari Tuhan agar Tuhan mengubah kita menjadi orang yang menyukai firman Tuhan terlebih lagi senantiasa merenaungkannya sehingga apa saja yang kita kerjakan berhasil. Tuhan Yesus memberkati


Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru dari kami:

Artikel Lain :

0 Response to "5 Langkah Membangun Hidup Yang Berhasil"

Posting Komentar

CONTACT US

Untuk menghubungi Admin blog, silahkan pilih cara yang Anda sukai berikut. Kami akan langsung merespon Anda jika tidak berhalangan

icon 1 Pondok Padisari, Jl. Damai, Tamalanrea Indah, Makassar 90245

icon 2 0823-9345-xxxx

icon 3 Sabtu - Minggu, 09.00 - 18.00


×